Transfusi darah yang diterima tikus muda dari sesama jenisnya yang lebih tua ternyata cepat memicu penuaan, mendorong dugaan adanya penularan seluler selain yang dimediasi pakaian dan air mata semata.
Sebelumnya, ada hipotesis yang telah berumur panjang bahwa efek transfusi akan menguntungkan tikus yang lebih tua saat pendonornya adalah tikus yang lebih muda.
Transfer darah itu memangkas umurnya, membuatnya lebih segar.
Sementara, efek pada tikus muda pedonornya tidak diketahui jelas.
Untuk menelitinya lebih jauh, Irina Conboy dari Departemen Rekayasa Biologi, University of California, Berkeley, dan koleganya mentransfusikan darah di antara tikus muda dan tua.
Tikus yang berusia 3 bulan menerima darah dari hewan yang mendekati usia 2 tahun.
Dua minggu kemudian, tikus yang lebih muda memiliki jumlah sel tua yang meningkat–sel-sel di hati, ginjal dan otot yang rusak dan berhenti membelah diri, tapi tidak mati.
Sel-sel ini sejatinya terakumulasi sebagai bagian normal dari proses penuaan alami, dimulai setelah beberapa tahun kehidpan manusia.
Uji kekuatan juga mengungkap tikus muda menjadi lebih lemah setelah menerima tranfusi darah dari hewan yang lebih tua.
Secara keseluruhan, hasil percobaan membawa dugaan kalau sel-sel tua dapat dipicu dalam hewan muda di luar penuaan yang terjadi secara kronologis.
“Sel tua hanyalah bagian dari proses penuaan,” kata Conboy yang bersama timnya telah mempublikasikan hasil penelitiannya itu dalam Jurnal Nature terbit 28 Juli 2022.
“Ini membuka wawasan baru dan menolong menjelaskan kenapa senolytics [obat-obatan yang membersihkan sel-sel tua dalam tubuh] sejauh ini kurang sukses dalam uji klinis.” Hasil eksperimen mungkin juga membantu para peneliti yang mencoba mengatasi isu kesehatan dari penuaan.
“Ini studi yang sangat menarik yang menyorot sebuah terapi antipenuaan yang potensial,” kata Roman Bauer dari University of Surrey, Inggris.
Bauer juga mengungkap bagaimana riset sebelumnya memunculkan hipotesis bahwa membersihkan sel tua dari tikus membuat muda kembali darah mereka.
Merujuk kepada studi di Berkeley, dia menerangkan, “Riset itu juga mendemonstrasikan peluang untuk senolytics, sehingga obat-obatan yang mengeliminasi sel-sel tua, yang kami juga sedang teliti untuk terapi kanker.” NEW SCIENTIST, NATURE