United Launch Alliance (ULA) meluncurkan satelit keenam Space Based Infrared System Geosynchronous Earth Orbit (SBIRS GEO-6) pada Kamis, 4 Agustus 2022.
Satelit pendeteksi peluncuran rudal di Bumi ini melengkapi konstelasi SBIRS GEO untuk Space Systems Command (SSC) Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat yang sudah lebih dulu berada di orbit.
Satelit diangkut menggunakan Roket Atlas V.
Roket lepas landas pada pukul 6:29 pagi waktu setempat (10.29 GMT) dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida.
Roket pendorong pertamanya terlepas sekitar empat menit setelah peluncuran, menyisakan bagian Centaur dengan SBIRS GEO-6 untuk serangkaian pembakaran mesin.
Tak lama kemudian, Centaur akan melepaskan SBIRS GEO-6 ke orbit.
Satelit akan bergabung dengan lima satelit lainnya, menyelesaikan konstelasi pelacakan rudal balistik di orbit geostasioner, sekitar 22.200 mil (35.700 kilometer) di atas Bumi.
Mereka bertugas mendeteksi ancaman di seluruh dunia.
Setiap satelit SBIRS GEO berada di tempat yang berbeda, memungkinkan cakupan pengawasannya menjadi lebih luas.
Menurut pernyataan Angkatan Luar Angkasa AS, peluncuran SBIRS GEO-6 menutup celah terakhir dalam rantai satelit dan mengakhiri fase pengembangan program SBIRS.
Rangkaian teknologi pengamatan satelit yang baru ditinggikan akan memberikan pengawasan inframerah untuk mendukung sistem peringatan rudal, pertahanan rudal, kesadaran ruang pertempuran dan intelijen teknis.
Satelit terbaru ini dibangun oleh kontraktor pertahanan Lockheed Martin menggunakan LM 2100 Combat Bus.
SBIRS GEO-5, yang diluncurkan pada Mei 2021, juga dibangun di atas platform LM 2100 tetapi GEO-6 merupakan satu-satunya satelit lain di konstelasi dengan peningkatan khususnya.
LM 2100 Combat Bus memiliki tinggi lebih dari 3,7 meter dan menawarkan SBIRS GEO-5 dan 6 peningkatan elektronik, kemampuan manuver, kemampuan pengawasan dan banyak lagi.
Kolonel Daniel Walter, pemimpin material senior untuk Delta Akuisisi Peringatan Rudal Strategis SSC, menyebut kemampuan satelit itu sebagai garis pertahanan pertama yang memberikan peringatan dini, deteksi peluncuran, dan pemberitahuan kepada para pemimpin nasional.
SBIRS GEO-1 diluncurkan pada 2011, diikuti berturut-turut oleh empat saudaranya antara 2013 dan 2021.
Sementara SBIRS GEO-6 mengakhiri seri peluncuran ini dan teknologi untuk sistem deteksi rudal generasi berikutnya SSC telah mulai dikembangkan.
Dikenal sebagai sistem Orbit Bumi Geosynchronous Overhead Persistent Generasi Berikutnya (Next-Gen OPIR), platform satelit pelacak senjata yang dirombak sedang dirancang untuk awalnya meningkatkan, dan akhirnya menggantikan, konstelasi SBIRS GEO.
Selain mewarisi kemampuan pendahulunya, OPIR Next-Gen akan dapat memberi peringatan terhadap, “ancaman kontra-ruang dan rudal yang muncul,” sesuai bunyi siaran pers SSC.
Ini termasuk senjata hipersonik dengan kemampuan manuver seperti rudal Kinzhal yang diumumkan oleh media pemerintah Rusia pada 2018, yang konon dapat melesat lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara.
Roket Atlas V juga telah meluncur bulan lalu mengangkut Satelit Wide Field of View (WFOV).
Satelit ini berfungsi sebagai testbed orbital pertama untuk Next-Gen OPIR dan diharapkan tetap beroperasi sampai satelit program OPIR pertama mencapai orbit, yang ditargetkan sekitar 2025.
SPACE.COM