Menyiapkan anak untuk masuk pesantren, sama halnya dengan perlunya mengenali apa saja yang dipelajari untuk menjadi seorang santri.
Disebutkan dalam jurnal berjudul Mengenal Tipologi dan Kehidupan Pasantren, pesantrentelah berdiri sejak abad ke-16 dan mengajarkan macam-macam kitab klasik dalam bidang teologi dan tasawuf.
Hingga saat ini, pondok pesantren masih mempertahankan eksistensinya untuk menjadi penopang sistem pendidikan Islam di Indonesia.
Setidaknya ada tiga hal upaya tujuan dari hadirnya pasantren, yang pertama sebagai respons atas fenomena beragama yang berkembang di suatu tempat dan waktu tertentu.
Kedua, berdakwah menyebarkan agama Islam.
Lalu yang terakhir ialah sebagai menjadi benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak.
Setelah mengenal tujuan, santri juga akan diarahkan kepada sistem pembelajaran yang diterapkan pada dimensi ubudiyah (religius oriented).
Sementara sistematikan pengajaran yang diberikan pesantrenberbeda dengan sekolah pada umumnya.
Yang paling mencolok adalah melakukan pelajaran yang berulang-ulang dari tingkat ke tingkat, tanpa melihat kesudahannya.
Setiap tingkatannya, kyai akan memberikan tingakatan level kitab atau teks yang akan dibaca oleh para santri.
Mulai dari kitab yang ringan sampai yang paling berat.
Selain itu, pengajarannya akan menggunakan model klasikal, di mana seorang kyai akan memberikan pemahaman kepada santridengan membacakan menerjemahkan, dan menerangkan berbagai persoalan yang disebutkan dalam teks yang sedang dipelajari.
Nantinya santri juga akan merespon pembelajaran dengan membacakan ulang teks atau menjawab pertanyaan yang diberikan.
Lalu yang membedakannya lagi bahwa pesantrentak memiliki standar kelulusan bagi setiap santrinya.
Terkecuali untuk pengaplikasian penerjemahan inti teks bagi kehidupan sehari-harian.
Dengan begitu, santri dapat menerapkan nilai nilai yang ada dalam Alquran.
Dalam laman kemenag.go.id, pembelajaran santri akan diadakan sejak mau tidur sampai mau tidur kembali di hari keesokannya.
Santri akan diajarkan untuk membangun akhlak yang baik sesuai hadis dan Alquran.
Namun, pesantren juga perlu mengikuti zaman dalam landasan pendidikannya, tanpa harus meninggalkan ajaran Islam sedikitpun.
FATHUR RACHMAN